Sabtu, 29 Oktober 2011



indomart.jpg

Indomaret merupakan jaringan mini market yang selalu menyediakan aneka macam kebutuhan pokok bagi para pelanggan. Bahkan hampir memenuhi semua kebutuhan sehari- hari yang kita butuhkan. Didirikan oleh PT. Indomarco Prismatama yang dibuka di Kalimantan dengan toko pertamanya dibuka di Ancol, Jakarta.
Hal yang unik di Indomaret ini adalah untuk menarik pelanggan, Indomaret setiap 3 bulan sekali menyediakan balon gratis dan juga adanya badut Si Domar yang menghibur para pelanggan. Ini akan menarik pelanggan agar tertarik untuk belanja di Indomaret. Indomaret juga selalu memeberi diskon terhadap produk-produk tertentu setiap minggunya bahkan juga ada potongan harga khusus bagi pelanggan yang telah memiliki Indomaret Card. Pelanggan akan sangat senang jika mendapatkan potongan harga. Pemberian harga khusus, undian, maupun hadiah langsung, merupaan strategi tersendiri yang ditempuh Indomaret.
Tidak hanya itu saja, Indomaret juga selalu melatih karyawannya untuk melaksanakan 3S (Senyum, Salam, Sapa). Dalam bekerja, mereka menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan perusahaan, seperti: kejujuran, kebenaran, dan keadilan; kerjasama tim; kemajuan melalui inovasi yang ekonomis; kepuasan pelanggan. Setiap pelanggan yang datang, selalu di sapa dan salam, begitu juga saat pelanggan meninggalkan toko. Contohnya, “Selamat sore, Indomaret mudah dan hemat, Selamat berbelanja”. Inilah keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki oleh toko-toko lain. Sistem ini akan membuat pelanggan serasa sangat dihormati saat mereka berbelanja. Para pelanggan akan merasa betah saat berbelanja dan diharapkan akan kembali lagi untuk berbelanja lagi.
Semua strategi yang dijalankan Indomaret, tidak lepas dari HRD (Human Resource Development). Karena diawali pada saat penerimaan karyawan baru yang ingin bekerja di Indomaret. Dari segi penerimaan, dilakukan dengan beberapa chanel. Setiap karyawan yang masuk untuk diseleksi, dilihat terlebih dahulu mulai dari tinggi badan, penampilan, sampai tingkat test tulis khusus. Semua ini tidak lepas dari tinjauan HRD sebagai badan penyeleksi. Dalam hal ini, Indomaret memilih karyawannya mulai dari tingkat SMK/SMA sampai kalau di daerah Malang ini pada Wearnes Education Center. Indomaret bekerja sama dengan Wearnes dalam hal IT. Karena akan sangat membantu dalam hal pencatatan keuangan/pembukuan.
Indomaret sekarang tersedia di mana-mana. Di daerah perumahan, gedung perkantoran, tempat wisata, dan lain-lain. Karena dalam hal penempatan toko didasarkan pada motto “mudah dan hemat”.
Itulah semua keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh Indomaret. Mulai dari strategi penerimaan karyawan sampai cara pemasaran produk ke pelanggan.

Sumber: wawancara karyawan Indomaret

Jumat, 28 Oktober 2011

PERBEDAAN KONSEP PENJUALAN DENGAN PEMASARAN


Levitt,  Theodore, 1980. The Marketing  Mode, York : Mc Graw-Hill, menarik suatu kontras perspektif :
Konsep Penjualan menfokuskan pada kebutuhan penjual. Karena itu penjualansibuk  dengan  kebutuhan  penjual   untuk mengubah produk/jasanya  menjadi  cashatau   uang kontan.
Meski sama-sama berusaha meningkatkan penjualan konsep ini lebih mengedepankan produk. Maksudnya, produk kita buat sebaik-baiknya lalu kita baru pikirkan bagaimana cara menjualnya biar laris manis. Ingat yang dikedepankan adalah produk.

Konsep Pemasaran memfokuskan pada kebutuhan pembeli. Karena itu pemasaransibuk dengan pemikiran  memuaskan kebutuhan  pelanggan melalui produk dan keseluruhan barang yang   berhubungan   dengan penciptaan, pengantaran, dan akhirnya pengkonsumsiannya.
Konsep ini mengedepankan permintaan pasar. Maksudnya, kita cari tahu dulu apa yang diinginkan oleh pasar, baru setelah diketahui kita buat produk yang disukai pasar tersebut.Dalam konsep ini tuntutan pasar yang didahulukan dan produk adalah hasil dari survey pasar tadi.

Bagan Perbedaan Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran
Penjualan
Pemasaran
1.      Fokus pada kebutuhan penjual

2.      tekanan pada produk

3.      perusahaan pertama-tama membuat produk dan kemudian mereka-reka bagaimana menjualnya.



4.      manajemen berorientasi ke volume penjualan.

5.      perencanaan berorientasi
1.      Fokus pada kebutuhan pembeli

2.      tekanan pada keinginan konsumen

3.      perusahaan pertama-tama menentukan apa yang diinginkan konsumen dan kemudian mereka-reka bagaimana membuat dan menyerahkan produknya untuk memenuhi keinginan itu.

4.      manajemen berorientasi ke laba usaha.


5.      perencanaan berorientasi ke hasil jangka panjang, berdasarkan produk-produk baru, pasar hari esok, dan pertumbuhan yang akan datang.

Secara visual dapat digambar kan:
a. Konsep penjualan
Produk->Penjualan dan Promosi->Laba Melalui Jumlah penjualan

b. Konsep pemasaran
Kebutuhan -> pemasaran terpadu ->laba melalui jumlah Kepuasan pembeli

Konsep yang mana yang lebih unggul? Keduanya memiliki keunggulan tapi konsep pemasaranlah yang lebih flexible. Konsep penjualan lebih kaku dalam hal ini karena belum tentu produk yang kita hasilkan disukai oleh pasar. Apalagi dalam konsep pemasaran juga bisa disisipkan konsep penjualan tapi diikuti inovasi agar sesuai selera pasar. Konsep pemasaran yang saat ini banyak dipraktekkan oleh banyak perusahaan, itulah sebabnya seringkali sebelum memproduksi massal sebuah produk baru perusahaan sering membuat sample yang dibagikan gratis untuk menguji reaksi dan tanggapan pasar.

SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK (Product Life Cyles)
Jenis produk dalam satu kurun waktu tertentu pemasarannya akan mengalami perubahan dari tidak dikenal menjadi banyak konsumen yang membutuhkannya. Tetapi karena faktor persaingan, adanya produk pengganti dan kebosanan, mengakibatkan konsumen semakin berkurang.
Secara garis besar ciri-ciri perkembangan pasar dan pemasaran pada setiap kehidupan produk ialah :
http://i639.photobucket.com/albums/uu115/maula_photo/siklusproduk1.png
·         Tahap pengenalan ; dimulai dengan memperkenalkan suatu jenis barang/jasa baru. Biasanya pihak produsen ataupun pemasar produk melakukan berbagai promosi.
·         Tahap pertumbuhan ; dimulai setelah tahap pengenalan berjalan lancar karena banyak konsumen menyukainya maka penjualan pun akan meningkat.
·         Tahap kejenuhan ; yaitu saat banyak perusahaan menghasilkan produk yang sama, persaingan tajam, keuntungan yang diperoleh menurun, mungkin rugi.
·         Tahap penurunan; karena persaingan semakin tajam, jumlah permintaan tidak berkembang bahkan menurun

Tahap-tahap seperti ini sangat wajar, akan tetapi itu bisa diatasi supaya produk terus bertahan dan diterima oleh masyarakat dengan memodifikasi dari berbagai aspek contoh dari komposisinya, jenisnya, disain, pengemasan, dan melakukan promosi lagi.

Beberapa penyebab produk memiliki siklus hidup adalah:
1.       Produk memiliki umur terbatas
2.       Penjualan produk melewati tahap-tahap yang berbeda, dengan tantangan yang berbeda bagi penjual.
3.       Laba naik turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
4.       Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian dan personel yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup produk.





Kamis, 20 Oktober 2011

Penerapan Supply Chain Management (SCM) di CARREFOUR


Guna memberi jaminan ketersediaan berbagai produk bagi ribuan pelanggannya setiap hari, serta menciptakan efisiensi bagi dirinya dan para pemasok, Carrefour membenahi sistem rantai pasokannya. Bagaimana sistem SCM baru ini bekerja?
Barang tak tersedia memang kerap terjadi di gerai modern. Kalau pun ada, biasanya harga barang itu melonjak mengikuti tingginya permintaan. Salah satunya karena rantai pasokan (supply chain) ada yang terganggu. Bisa saja, barang yang dipasok telat dikirim. Atau, bisa jadi pemasok tidak mampu memenuhi service level yang disepakati . Misalnya, semula disepakati supplier bisa memasok 100 unit barang ke  setiap minggunya, tapi kenyataannya hanya sanggup memasok 50 unit. “Di Carrefour, barang tidak ada atau langka sudah tidak pernah terjadi lagi. Sebab, jaminan pasokannya selalu ada  memegang peran penting dalam industri ritel. Terlebih bagi sekelas Carrefour, yang memiliki 75 gerai dengan lokasi tersebar di berbagai tempat (30 gerai Carrefour di bawah PT Carrefour Indonesia dan 45 gerai Carrefour Express di bawah PT Alfa Retailindo Tbk.) dan bekerja sama dengan lebih dari 4 ribu pemasok. “Tanpa adanya rantai pasokan yang efisien, mengelola sebesar itu, sudah tidak mungkin. Jadi dengan adanya rantai pasokan yang efisien, maka jaminan pasokan barang selalu ada dan harga untuk konsumen akan selalu terkelola dengan baik.
Seperti apa sistem supply chain management (SCM) yang dikembangkan Carrefour? Menurut, Manajer Logistik Senior Carrefour, SCM sebenarnya sudah dikembangkan di perusahaannya sejak lama ketika Carrefour baru memiliki beberapa gerai. Ketika itu, SCM yang dikembangkan masih sangat sederhana. Fungsinya hanya untuk membantu proses penerimaan barang di gerai. Selain itu, fokusnya masih pada barang pangan siap saji. Kami mulai serius mengembangkan SCM ini sejak Juli 2007. Kami investasi di bidang teknologi informasi (TI) untuk mengembangkan model rantai pasokan yang berbeda, sehingga memudahkan pemasok dan gerai. Untuk tujuan itu, dibeli sebuah aplikasi ternama khusus untuk rantai pasokan dan sekaligus mampu menjalankan warehouse management system, yakni InfoLog. Dengan InfoLog, semua proses dalam rantai pasokan bisa diintegrasikan. Selain itu, sistem ini memudahkan kolaborasi Carrefour dengan para pemasok saat ini fokus kami pada efisiensi yang bisa diberikan, sehingga bisa dinikmati oleh pelanggan berupa keberadaan produk berkualitas dengan harga yang kompetitif. Rantai pasokan yang dibangun Carrefour ini berdasarkan perhitungan tingkat optimasi dari pabrik atau pemasok sampai ke rak (shelf) gerai. Hal ini membutuhkan analisis dari setiap jenis produk dan supply chain pemasok. Metode yang dipakai Carrefour untuk SCM ini dengan menerapkan proses just-in-time (JIT) di pusat distribusi (Distribution Center/DC), yang disebut Cross Dock. Tujuannya untuk mengefisienkan proses sehingga tidak diperlukan adanya stok di pusat distribusi. Jadi ketika pemasok mengirim barang hari ini ke DC Carrefour di Pondok Ungu dan Lebak Bulus, maka keesokan harinya barang itu sudah terkirim ke gerai-gerai. Singkatnya, metode Cross Dock memungkinkan prosesnya lebih transparan dalam distribusi produk karena tidak ada produk yang terdegradasi (tertinggal) di gudang. “Pada dasarnya fungsi DC kan untuk meredistribusi produk, bukan untuk menyimpan produk. Jadi melalui Cross Dock kami mengembalikan DC ini ke fungsi sebenarnya. Keunikan cara tersebut – dibanding bila pemasok mengirimkan langsung  bahwa produk-produk tadi sudah dikonsolidasi ketika dikirim ke gerai. Misalnya, bila biasanya sebuah gerai menerima 30 truk yang berbeda, kini cukup menerima 5 truk saja. Pasalnya, para pemasok bisa mengirimkan ke DC Carrefour. Selanjutnya, barang dari berbagai pemasok itu akan dipilah-pilah sesuai dengan permintaan gerai.
Rantai pasokan yang dikembangkan Carrefour ini bukan hanya berdasarkan proses pergerakan fisik produk, melainkan memperhatikan pula aliran informasi. Selain itu juga mempertimbangkan penyederhanaan dokumentasi untuk penagihan dari pemasok dan pembayaran oleh Carrefour. Maklum, keberhasilan rantai pasokan  sangat ditentukan oleh aliran informasi dari gerai sampai ke pemasok, dan sebaliknya, disertai sinkronisasi data kedua pihak. Carrefour membangun rantai pasokan dengan mengandalkan dukungan pemasok terhadap efisiensi yang diciptakan dalam rantai pasokan ini, untuk kebutuhan dalam proses aliran order, pihaknya mengembangkan Central Order Pool (COP), di mana proses pengorderan dilakukan secara otomatis dan terpusat berdasarkan posisi stok di gerai dan parameter-parameter lain. Untuk melakukan pemesanan barang dengan seluruh pemasok, Carrefour menggunakan sistem Electronic Data Interchange (EDI). Jika order sudah diterima, pemasok bisa menerimanya melalui Web. Ada pula pemasok yang sudah mengintegrasikannya dengan sistem ERP mereka. Selanjutnya, mereka menyampaikan (submit) order itu ke pabriknya, lalu barang pun dikirim ke DC Carrefour.
Menurut, Penasihat Teknis Rantai Pasokan Carrefour, rantai pasokan yang tersentralisasi itu memberi beberapa keuntungan, baik bagi Carrefour maupun pemasok. Bagi Carrefour, keuntungan utamanya perbaikan ketersediaan produk di gerai. Menurutnya, hal itu sebenarnya juga merupakan keuntungan bagi pemasok, karena menghilangkan lost of sales yang diakibatkan produk tidak tersedia. Keuntungan lain bagi pemasok adalah proses yang lebih sederhana, karena hanya memproses satu order. Pemasok juga hanya perlu mengirim produk ke satu titik, sehingga lebih menghemat biaya dibanding mengirim produk ke seluruh gerai. Pemasok pun akan merasakan penghematan biaya pengiriman, ketersediaan produk yang lebih terjamin, dan terjaganya kinerja pemasok di Carrefour dalam hal service level. Diakui  tingkat partisipasi mereka untuk bergabung dengan sistem DC masih kurang. Padahal, service level para pemasok itu masih di bawah ekspektasi Carrefour. Saat ini, rata-rata pemasok yang mengantar langsung ke gerai Carrefour memiliki service level 50%. Misalnya, kalau pihak Carrefour memesan 100 unit, mereka hanya mampu memasok 50 unit. Sementara pemasok yang sudah menggunakan jasa logistik, service level-nya sudah 70%-75%. Pihak Carrefour sendiri memberi toleransi untuk service level ini minimum 85%. “Keberadaan DC ini untuk membantu mereka. Dengan begitu, mereka hanya fokus untuk memproduksi barang..
Orientasi Carrefour ke depan bukan pada pengembangan sistem TI. Pasalnya, sistem TI yang ada diklaim sudah bisa memenuhi kebutuhan. Sasaran utamanya sekarang meningkatkan para pemasok yang masih memiliki service level rendah. Alasannya, kondisi itu menyebabkan lost of sales, baik bagi pemasok maupun Carrefour sendiri. Target kami meningkatkan service level sehingga bisa mengirim barang secara on time. Salah satu pemasok yang sudah memanfaatkan sistem rantai pasokan yang dikembangkan Carrefour adalah CV Mulyatama – pemasok private label untuk tempat CD, tempat tisu di mobil, dan sebagainya. Rantai pasokan baru yang dijalankan Carrefour sangat bagus. Keunggulannya, sistem ini sangat efisien dari segi waktu dan tenaga kerja.
Dibanding sistem terdahulu, pada sistem SCM sekarang ini penggunaan tenaga kerja lebih efisien. Dulu, pengiriman dilakukan langsung ke gerai sehingga memerlukan lebih banyak tenaga kerja. Dalam satu hari satu mobil maksimum hanya bisa menuju tiga gerai. Sekarang pengiriman cukup dilakukan satu kali dan sudah mencakup seluruh gerai Carrefour. Unilever Indonesia, salah satu supplier besar yang menjadi pemasok Carrefour sejak 1998 (ketika peritel asal Prancis ini baru membuka gerainya di Cempaka Putih), juga merupakan pemasok pertama yang ikut serta dalam pengiriman terpusat (centralized delivery) Carrefour sejak pertama kali Carrefour menerapkan sistem rantai pasokan baru. Menurut, Manajer Customer Service Perdagangan Modern PT Unilever Indonesia Tbk., dengan sistem pengiriman terpusat ini, Unilever sebagai pemasok tidak perlu lagi mengirim barang langsung ke gerai-gerai Carrefour, tapi cukup ke gudang Carrefour. Carrefour kemudian akan mengirim barang Unilever ke gerai bersama-sama dengan barang dari pemasok lain.

Rabu, 19 Oktober 2011

Pentingkah sebuah nama perusahaan? (untuk jobseeker)

Antrian Pelamar Kerja
Di Landmark Braga kemaren sampai dengan hari ini diadakan jobfair, expo yang isinya perusahaan yang menyediakan lowongan kerja dan isinya adalah para pelamar yang mayoritas fresh graduate atau bisa dibilang belum memiliki pengalaman kerja. Ini kali keberapa saya terjebak disini untuk jaga stand yang sebenarnya perusahaan yang saya jagain juga tidak membuka lowongan pekerjaan. Entah di tahun ini sudah berapa kali acara jobfair/careerday yang dengan berbeda judul dan penyelenggara di adakan di kota Bandung. Lalu apa yang spesial buat saya di jobfair kali ini? Ga ada sih, selain saya jagain anak perusahaan yaitu TelkomVision, biasa saya stay di stand untuk TelkomIndonesia.
Dan rata-rata calon pekerja yang mau mendrop CV mereka bertanya: “ini masih perusahaan Telkom?“, dan jawaban saya selalu:”Alhamdulillah masih, gatau deh kalau bentar lagi ditutup”. Selain pertanyaan tersebut yang paling sering diajukan adalah posisi yang tersedia dan kualifikasi yang diminta.
Karena ada pertanyaan tersebut lalu saya berfikir, memang segitu pentingnya nama perusahaan?
Disamping stand yang saya sampahi(soalnya saya tidak pernah merasa sedang kerja, malah numpang wifi aja disini) adalah stand dari Bank Indonesia, luar biasanya stand tersebut banyak yang antri dari mulai pintu dibuka pkl.10.00 sampai 15.00. Iseng saya tanya stand BI ternyata hanya mencari 20 orang, tapi yang mengantri sampai 15 meter lebih(foto antriannya di atas).
Lalu yang saya heran sebenarnya apa sih yang pekerja cari dari sebuah perusahaan? Gengsi? Gajih? atau Pencapaian?
Kalau ditanya kenapa saya di Telkom, karena saya butuh perusahaan untuk ditumpangi promosi web content yang saya kelola. Jadi yang penting saya bekerja dan menuangkan ide semaksimal mungkin sehingga Telkom melakukan lebih banyak acara promo dan produk saya numpang(tentunya), bos dan rekan saya dikantor pun tau tujuan saya karena dari awal saya bilang sebelum bergabung. Mau ke kantor mau ga juga gimana saya, yang terpenting tanggung jawab dan jobdesk dikerjakan dengan hasil super maksimal. Bukan nama perusahaan, jabatan, bahkan gaji buat saya yang terpenting, tapi pencapaian diri, apa yang bisa saya lakukan di suatu tempat.
Mungkin para caon pelamar punya persepsi masing-masing dengan sebuah nama perusahaan. Dari sisi skala tempat, bidang industri, sampai status perusahaan(BUMN/Swasta). Beberapa calon pekerja yang saya tanya mayoritas mempersepsikan bahwa bekerja diperusahaan/lembaga pemerintah adalah hal yang paling amanMeski gaji kecil tapi “penghasilan” lebih besar, beban pekerjaan tidak terlalu berat, kemungkinan di PHK sangat kecil, dan yang terakhir adalah adanya tungjangan dan uang pensiunPadahal buat saya yang paling aman adalah di rumah tidur!
Kalau jobfair kali ini lumayan cukup beradab lah. Kenapa bisa dikatakan beradab? Karena AC ruangannya bekerja dengan baik, banyak kursi untuk sekedar duduk santai. Bayangkan banyaknya pengunjung dalam satu ruangan ditambah tidak adanya sirkulasi udara yang cukup? Yang saya heran pengunjung karir expo selalu ramai pengunjung, padahal tiap pengunjung dikenai biaya 15-25ribu rupiah untuk dapat masuk area expo.Belum tentu keterima kerja tapi sudah harus membayar? Memang dimana-mana bisnis yang menjual mimpi itu selalu sukses, contohnya togel(judi) dan inilah karir expo.
Saya jadi teringat waktu mengisi panggung karir expo 2 acara sebelumnya. Dimana tiap perusahaan pengisi expo mendapat kesempatan diatas panggung menjelaskan mengenai perusahaan dan deskripsi pekerjaan yang dibuka lowongan, saya yang notabene perwakilan dari Telkom justru sama sekali tidak menjelaskan mengenai Telkom, malah berbicara mengenai cara mendapatkan pekerjaan melalui social media tanpa harus capek-capek melamar atau bahkan buat CV, karena hal tersebut saya alami sendiri bisa bergabung di Telkom tanpa melamar atau buat CV, hanya berawal dari perkenalan di social media. Selain itu dalam persentasi saya di karir expo saya beberkan bahwa Telkom itu tidak pernah membuka lowongan, jadi sia-sia lah yang menaruh CV ke meja Telkom. Lalu bila tidak buka lowongan untuk apa buka stand di karir expo? Jawabannya karena Telkom support acara sehingga dapat stand gratis. Dan hasilnya setelah seminggu saya berbicara, bos saya memberitahukan bahwa dia ditegur penyelenggara acara karena isi persentasi saya, dan respon saya hanya tertawa karena saya tahu bos saya sendiri juga bodo amat dengan yang saya lakukan :D
Tidak terbayang bila dinas atau lembaga pemerintah buka stand juga untuk penerimaan CPNS, saya yakin pengunjungnya akan melebihi penonton konser band Ungu dan dijamin ada yang pingsan.
Balik lagi ke judul. Bicara soal nama perusahaan sama dengan nama sekolah/kampus dan selalu teringat perkataan guru SMA saya waktu kelas 3, dimana saya dan teman-teman lain mulai memilih melanjutkan di universitas mana. Guru saya cuman bilang:
Pilihan kalian mau jadi rakyat jelata disebuah negara besar, atau seorang raja di daerah yang terpencil. Ga perlu bangga bila kalian masuk perguruan tinggi negeri, lebih baik masuk kampus ga terkenal tapi bis berprestasi diluar.
Mendengar kalimat tersebut saya langsung daftar di 1 kampus swasta tanpa pernah coba tes perguruan tinggi negeri, padahal 85% teman saya dari SMA masuk perguruan tinggi negeri/akpol/akmil, sisanya lanjut ke luar negeri dan saya masuk golongan 1 persen yang ke swasta, lebih hebat lagi saya masuk universitas swasta yang gedungnya belum jadi. Sehingga saya dengan mudah dapat IPK Cum Laude dan menjadi pemimpin organisasi yang saya buat sendiri(karena memang belum ada).
Sama seperti mencari kampus, mencari perusahaan tempat dimana kita akan mulai bekerja sama pentingnya. Yang berbeda adalah saat mencari kampus, kita berkomitmen untuk berada disitu sampai dengan jangka waktu menyelesaikan studi. Sedangkan bekerja, apakah kita mau seumur hidup mengerjakan hal yang sama dengan suasana yang sama? Jadi sebenarnya pola pikir yang harusnya dibangun para calon pencari kerja adalah mencari tempat yang dapat mengembangkan bakat dan kepribadian, dimana ide, pemikiran dan interaksi sosial dapat dibangun dengan baik, ketimbang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam bisnis, para wirausaha selalu dihadapkan pada pilihan berbisnis hanya untuk mencukupi biaya hidup atau perkembangan exponensial. Kalau dalam materi seminar saya “Social Media for Personal Branding”, saya menjelaskan bahwa setiap diri dari kita adalah direktur dari sebuah perusahaan bernama “Saya”. Jadi apapun dan dimanapun kita, selalu jadilah yang terbaik karena selalu ada orang lain yang melihat, menilai dan membicarakan kita entah baik maupun buruk. Kalau kita pekerja dan melakukan tindakan briliant tentu akan ada perusahaan lain yang berusaha “membajak” kita. Pola di Indonesia yang terjadi pada pekerja bila ingin mendapat pekerjaan lebih baik hanyalah pindah perusahaan. Namun sering kali diri kita merasa kecil saat kita bekerja diperusahaan kecil, padahal diri kita sama sekali tidak berhubungan dengan nilai perusahaan tempat kita bekerja.
Okelah karena kali ini yang jadi dasar ide adalah acara karir expo, maka sekali-kali bahas tentang kerja. Biasanya saya lebih mencecar pekerja untuk bisa jadi wirausaha. Jadi, menurut Anda sendiri apakah masih penting nama persuahan?

Anike

Management Operation